Sinar Mentari melentik cantik,
Kilatan cahaya dari awan terang menerawang jalanan
Ayam berkokok jantan, dan gonggongan anjing lebih riuh dari risau yang ia bawa.
Mendapati paras gagah masuk melemparkan senyuman,
Siratan mata menjelaskan sahaja yang membara
Dan semangat yang merombak apa saja.
Suara yang halus dan paras yang tulus Tak akan terhapus oleh harapan yang mulai pupus
Suara lantang yang tak lagi terdengar sepi sebab senantiasa mengajari meski kerap tak dihargai.
Mata bak pengintai menyerang segala sudut
Mendorong diri yang ragu dengan sejumlah keyakinan
Bahwa aksinya akan berhasil,
Aksi heroiknya cukup membawa kisah bagi setiap insan.
Tong kosong yang melopong kini tak lagi nyaring,
Dan termopet yang cempreng kini tak lagi tertiup angin
Ilmu semesta yang di bawa menjelaskan betapa indahnya dunia
Dan sajak yang di tuliskan menggambarkan betapa berharganya suatu impian,
Mentari yang bersemi tak mengalahkan semangat yang tak bertepi.
Segudang ilmu yang dimeriahkan dengan sampul buku
Satu kata membangun dan seribu ilmu yang bersenandung,
Bahkan segala sesuatu yang tak bernilai akan menjelaskan permata yang indah.
Aku, slalu memandanginya dengan penuh hormat,
Tak ada kata yang dapat dirasa, bahwa engkau adalah raja
Sebab ternyata ia adalah seorang pejuang kaya raya.
Ilmu semesta yang di bawa cukup menjelaskan indahnya dunia.
Ya, patriot itu tlah menang.
pedang yang ia gunakan adalah keyakinan dan tameng yang ia lawan ialah keraguan.
Namun, kerasnya ombak tak akan mengalahkan parasnya yang bijak.
Selamat Hari Guru Nasional
Salam hormat dari saya,
‘ Raya Maheswara
Mengwi, 25 November 2022
‘
Satu kata membangun dan seribu ilmu yang bersenandung
Bahkan segala sesuatu yang tak bernilai akan menjelaskan permata yang indah
Aku, memandanginya dengan penuh rasa hormat.
Sebab ternyata ia adalah seorang pejuang kaya raya.
Ilmu semesta yang di bawa cukup menjelaskan indahnya dunia.
Dan sajak yang di tuliskan menggambarkan betapa berharganya suatu impian.
Mentari yang bersemi, tak mengalahkan semangat yang tak bertepi.
Segudang ilmu yang dimeriahkan dengan halaman buku.
Ya, patriot itu tlah menang.
pedang yang ia gunakan adalah keyakinan dan tameng yang ia lawan adalah keraguan
Sinar Mentari melentik cantik,
Kilatan cahaya dari awan menerawang jalanan
Ayam berkokoh tajam
Dan burung yang bersiul ria.
Membawa sosoknya masuk melemparkan senyuman.
Suara yang halus dan paras yang tulus.
Satu kata yang membangun angkasa,
Aksara ditulis tuk mengukir mimpi yang dimiliki.
Harapan yang tinggi akan pribadi yang rendah hati dan tau diri,
Senantiasa mengajari meski kerap tak dihargai,
Suara yang lantang tak lagi terdengar sepi.
Mata yang menyorot memantau sudut ruangan,
Mendorong diri yang ragu dengan sejumlah keyakinan.
Bahwa aksinya akan berhasil,
Aksi heroiknya cukup membawa kisah bagi siapa saja.
Tong kosong yang melopong kini tak lagi nyaring,
Dan termopet yang cempreng kini tak lagi tertiup angin.
Hanya sebuah ilmu yang tak ketara,
Tak akan terhapus oleh harapan yang mulai lupus.
Aku, slalu memandanginya dengan penuh hormat,
Tak ada kata yang dapat dirasa, bahwa engkau adalah raja.
Selamat gari guru,
Raya maheswara.